Ketahuilah –semoga Allah merahmati kita– bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk memenuhi asupan ilmu pada dirinya, bahkan kebutuhan manusia kepada ilmu lebih besar dibanding kebutuhannya terhadap makanan.
Karena kebutuhan manusia akan makanan hanya terbatas dua atau tiga kali dalam sehari, sementara kebutuhannya terhadap ilmu sebanyak jumlah hembusan nafasnya.
Semakin tinggi kesadaran dan perhatian penduduk negeri akan sebuah pendidikan, maka semakin tinggi pula peradaban negeri tersebut.
Begitulah gambaran yang kita dapati saat ini, yaitu sebuah peningkatan yang signifikan pada ranah pendidikan di tanah air khususnya pendidikan islam.
Hal itu terindikasi dari eksistensi pesantren dan sekolah Islam yang sudah berjalan lama serta semaraknya pesantren dan sekolah Islam yang mulai berdiri diberbagai kota dan daerah.
Ini menunjukkan bahwa komunitas muslimin yang perhatian terhadap pendidikan tepatnya pendidikan Islam semakin tinggi.
Sebagai contoh yang kita ketahui bersama bahwasanya di wilayah Jakarta Timur terdapat puluhan lebih pesantren, sekolah atau lembaga pendidikan Islam lainnya yang berdiri kurang lebih dalam kurun tujuh tahun belakangan ini.
Berkaitan dengan fenomena yang menarik tersebut ada satu pembahasaan penting yang syarat kita ketahui secara umum, yaitu bagaimana cara kita dalam memilih sekolah yang ideal bagi putra-putri kita.
Yang demikian itu untuk menghindari agar kita tidak salah memilih sekolah untuk sibuah hati.
ADAPUN LANGKAH-LANGKAH KITA DALAM MEMILIH SEKOLAH ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
- MEMILIKI PERENCAAN YANG JELAS SEJAK AWAL.
Orang tua adalah orang yang paling mengerti karakter, kemampuan dan kecenderungan anaknya, dan di tangan orang tualah tanggung jawab akan di didik bagaimana anak-anak mereka.
Maka hendaklah sejak dini orang tua sudah harus menetapkan perencanaan akan diarahkan kemana anak-anak mereka. Menjadi dokter kah, pengusaha, aggota TNI, guru, ustadz atau yang lainnya.
- MENETAPKAN PROFIL SEKOLAH YANG TUJUAN, VISI DAN MISI SERTA PROGRAMNYA SESUAI DENGAN PERENCAAN MASA DEPAN SANG ANAK.
Setelah memiliki perencanaan awal, langkah berikutnya adalah mencari sekolah yang ideal dan sesuai dengan perencanaan kedepan untuk sang anak.
Jika seseorang bercita-cita ingin menjadi ahli teknik dengan berbagai konsentrasinya misalnya, maka dia harus mencari profil sekolah yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Sebutlah dimulai dengan mengarahkan ke sekolah teknik tingkat pertama (ST), kemudian dilanjutkan dengan sekolah menengah kejuruan jurusan teknik (SMK yang dahulu dikenal dengan STM) hingga memasuki perguruan tinggi jurusan teknik.
Namun jika seandainya orang tua (dengan perencanaan mengarahkan anaknya ke bidang teknik) kemudian memasukkan ke sekolah atau perguruan tinggi yang bukan jurusannya, maka dikatakan kepadanya: “ketahuilah bahwa sebuah bahtera tak akan berlayar di daratan”.
Artinya mustahil anak kita menjadi dokter kalau dia kuliah di jurusan teknik, atau mustahil anak kita akan menjadi ulama jika tidak kita ampu di lembaga pendidikan agama yang kompeten dan syarat dengan berbagai disiplin ilmunya.
- MELAKUKAN STUDI PERBANDINGAN ANTAR SEKOLAH YANG PROGRAMNYA SAMA.
Jika orang tua sudah mendapatkan profil sekolah yang cocok untuk sang anak, maka mulailah melakukan perbandingan dan pertimbangan mana yang dianggap lebih cocok untuknya. Tentunya mana sekolah yang lebih profesionalitas pengelolaannya. Hal ini bisa kita timbang dari beberapa sisi:
a. Fasilitas.
Fasilitas sekolah sangatlah berpengaruh pada efektifitas kegiatan belajar mengajar, maka haruslah kita melihat apakah fasilitas sekolah tersebut sudah layak untuk menjalani proses belajar mengajar sesuai dengan program yang diusungnya.
Namun juga jangan semata-mata melihat fasilitas sekolah yang memukau serta merta menjadikannya sebagai acuan utama, karena ada unsur-unsur lain yang menjadi standar bagusnya sebuah sekolah.
b. Sumber daya pengajarnya.
Maka kita harus melihat siapa saja pengajar di sekolah tersebut, apakah sudah sesuai dengan standar akademiknya, atau etika dan akhlaknya atau secara keseluruhannya yang dapat kita katakan layak tidaknya sebagai pengajar untuk anak kita.
c. Kurikulum.
Setidaknya kita dapat mempelajari apakah kurikulum sekolah tersebut sudah selaras dengan tujuan, visi dan misinya. Sebagai contoh kita akan pelajari sekolah yang mengangkat “Sekolah Islam Tahfidz”. Minimal kita bisa tanyakan berapa persen porsi materi tahfidz dan diniyah perharinya, atau bagaimana metodologi, atau buku-buku panduannya?
jika seandainya lebih dari limpuluh persen muatannya adalah pelajaran umum atau di luar materi diniyah dan tahfidz, maka kurikulum tersebut masih kurang tepat untuk diangkat sebagai label Sekolah Islam Tahfidz.
Intinya kita pilih kurikulum yang benar-benar merupakan aplikasi turunan dari visi, misi dan tujuan program sekolah tersebut.
d. Biaya.
Keinginan manusian bolehlah setinggi langit, namun bijaknya tentu harus sesuai dengan kemampuan dan keadaan.
Maka qanaahlah dengan mencari sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial kita, karena memang Allah menciptakan kita berbeda sebagai ujian serta motivasi untuk berpacu siapa siapa diantara kita yang akan menjadi lebih baik.
e. Jarak lokasi sekolah.
Carilah sebisa mungkin sekolah yang paling dekat dengan tempat tinggal kita, karena yang demikian lebih efektif dan efisien baik dari segi finansial, psikolog sosial dan teknis lainnya dalam mengontrol perkembangan anak.
f. Bebas maksiat.
Ketahuilah salah satu penghalang ilmu adalah maksiat, maka hindarilah sekolah yang terdapat maksiat di dalamnya meskipun fasilitas, pengajar, kurikulum dan unsur lainnya tergolong unggulan.
Diantara maksiat yang sering terjadi di sekolah:
- Campur baur antara laki-laki dan perempuan, baik para guru ataupun murid.
- Adanya nyanyian-nyanyian dan musik.
- Seragam atau pakaian yang membuka aurat.
- Menyeru kepada pergerakan politik, dll.
- BERTAWAKAL DAN MEMOHON KEBERKAHAN KEPADA ALLAH AKAN ILMU ANAK KITA.
Setelah orang tua final dalam memilih sekolah favoritnya maka kembalikan kepada Allah dengan penuh tawakkal dan permohonan agar Allah memudahkan prosesnya serta memberikan manfaat dan keberkahan pada ilmu yang dituntut oleh putra-putrinya.
Apalah guna sekolah tinggi, gelar berderet, ilmu banyak jika tiada manfaat dan keberkahan???
Allahu Ta’ala A’lam
Penulis: Imron Rosyid Astawijaya
Pengasuh EL-HIJAZ ISLAMIC AND ARABIC SCHOOL
معهد الحجاز لتعليم العلوم الإسلامية والعربية
Ciracas, JAKARTA TIMUR