Jika Engkau Memiliki Tekad Yang Kuat, Maka Bertawakal-lah Kepada Allah

elhijaz
elhijaz 7 Min Read

YAKIN DAN TAWAKAL-LAH!

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Apabila Engkau Telah Membulatkan Tekad, Maka Bertawakkallah Kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mencintai Orang-orang Yang Bertawakal

Ketahuilah –semoga Allah merahmati kita-:

Bahwasanya yakin dan tawakal akan menghantarkan seorang hamba menggapai tujuan dunia dan akhirat.

Tawakal yaitu rela menerima taqdir dan ketetapan Allah.[1]

Tawakal yaitu mengerahkan raga dalam ibadah, menjalin hubungan hati dengan pencipta, selalu tenang terhadap apa yang mencukupinya jika diberi dia bersyukur jika tidak diberi dia bersabar.

Tawakal yaitu menyerahkan hasil dari segala apa yang telah diupayakan kepada Allah. [2]

Tawakal yaitu menyandarkan segala sesuatu kepada Allah dengan penuh harapan yang tersirat dari perasaan hati dan akal berharap pertolongan dan perlindungan dari kekecewaan.[3]

Tawakal yaitu seseorang menyandarkan dirinya kepada Allah secara dzhahir dan batin dalam berupaya meraih manfaat dan menolak kemudharatan. [4]

Ibnu al-Qayyim –rahimahullah- berkata:

وأجمع القوم على أن التوكل لا ينافي القيام بالأسباب, فلا يصح التوكل إلا مع القيام بها

“Telah disepakati bersama bahwa tawakal tidak menafikan usaha untuk mengambil sebab, tidaklah dibenarkan jika tawakal tanpa usaha”[5]

Seorang hamba yang yakin dan tawakal:

Dia mengisi lembaran hidup penuh gairah.

Dia optimis tuk menggapai impian.

Dia merangkai indah sisa waktu dengan harapan.

Dia kuat memikul kepiluan hati dan lara dengan senyuman.

Dia tegar melalui segala duka nestapa tanpa ratapan.

Dia akan hidup tenang, tentram dan bahagia.

Karena dia yakin terhadap segala sesuatu yang dikabarkan Allah dan Rasulnya …

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Siapa saja yang bertawakal kepada Allah maka itu telah cukup baginya”[6]

Cukup baginya Allah sebagai penolong.

cukup baginya Allah yang akan melapangkan jalannya.

cukup baginya Allah yang akan menyingkap awan kelabu.

cukup baginya Allah yang akan mengangkat penderiataan.

cukup baginya Allah yang akan menawarkan kepiluan.

cukup baginya Allah yang akan membesarkan jiwanya.

cukup baginya Allah sebagai tempat meminta, mengadu dan mencurahkan isi hatinya.

cukup baginya Allah yang akan memuliakannya didunia dan akhirat.

 

Namun sayang seribu kali sayang…,

Yakin dan Tawakal hanya dimiliki oleh orang-orang beriman…

Orang beriman, yang memang diperintahkan untuk bertawakal hanya kepada Allah, Allah berfirman:

وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”[7]

Orang beriman, yang memiliki tekad yang tinggi, Allah berfirman:

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ

“kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”[8]

Orang beriman, yang didalam kegentingan semakin bertambah keimanannya, Allah berfirman:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik untuk bertawakal”.[9]

Orang beriman, yang jika disebut nama Allah akan bergetar hatinya, Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”[10]

Orang beriman, yang percaya kepada janji Allah dan Rasulnya, Allah berfirman:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

“dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”[11]

Inilah puncak rasa yakin, disaat seseorang ditimpa kesulitan, kesusahan namun dia tetap kokoh dengan yakin dan tawakal.

Namun Mereka Yang Lemah Imannya…

Sempit terhimpit derita…

Terbelenggu oleh dahsyatnya prahara kehidupan…

Hidup bimbang dan penuh keraguan…

Terkurung kegalauan yang menghujam …

Gundah gulana selalu mencekam siang dan malam…

Deritapun kian menjerit meronta akan catatan dan ketetapan…

Bahkan menjerat tuk berpaling jauh dari Agama Rabbnya…

Ketahuilah –semoga Allah merahmati kita-:

Bahwa hanya dengan iman yang kuat akan membuat kita yakin dan tawakal, karena tawakal adalah buah dari yakin, dan yakin adalah iman yang kuat.[12]

***

Ditulis oleh Imron Rosyid Astawijaya.
Pengasuh EL-HIJAZ Islamic and Arabic School.
Alumni: S1 Syariah LIPIA Jakarta, S2 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Institut Ilmu Qur'an (IIQ Jakarta).
Referensi:

[1] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabariy w. 310 H, Jâmi’ al-Bayân an Ta’wîl Âyi Al-Qur’an, (Kairo: Dâr al-Hadits, cet. 2010) h.508, Jilid 3.

[2] Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bakr ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, Madâriju as-Sâlikin, (Kairo: Dâr al-Hadits, cet. 2003 M) h. 97, Juz 2.

[3] Syaikh Muhammad ath-Thâhir Ibnu ‘Âsyûr, Tafsîr at-Tahrîr wa at-Tanwîr, (Tunisia: Dâr Suhnûn) h. 151, Jilid 2.

[4] Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Syarah Riyâdhushâlihin Min Kalâmi Sayyidi al-Mursalin , (Kairo: Dâr ibnu al-Jauzi, cet. 2006M) h. 282, Jilid 1.

[5] Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bakr ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, Madâriju as-Sâlikin, (Kairo: Dâr al-Hadits, cet. 2003 M) h. 97, Juz 2.

[6] Q.S ath-Thalâq[65]: 3.

[7] Q.S Âli Imrân[3]: 122&160, al-Mâidah[5]: 11, at-Taubah[9]: 51, Ibrâhîm[14]: 11, al-Mujâdalah[58]: 10, at-Taghâbun[64]: 13.

[8] Q.S Âli Imrân[3]: 159.

[9] Q.S Âli Imrân[3]: 173.

[10] Q.S al-Anfâl[8]: 2.

[11] Q.S al-Ahzâb[33]: 22.

[12] Syarah riyadhushâlihîn, h. 282, Jilid 1.

[13] Q.S Âli Imrân[3]: 159.

 

Share This Article